Kecelakaan Lalin: Emosi Tak Terkendali yang Bisa Memicu Tragedi
TABLOIDBINTANG.COM - Emosi tak terkendali saat mengemudi sering mengakibatkan kecelakaan fatal. Seperti yang baru saja terjadi di Pasar Minggu Jakarta dan jadi pemberitaan heboh beberapa hari ini. Dua pengendara mobil bersitegang di jalanan dan berujung pada kecelakaan maut yang menewaskan pengendara motor. Sungguh tragis. Pengendara motor yang tak tahu apa-apa harus jadi korban karena ada pengendara lain yang terbakar emosi. Kita membaca peristiwa ini sebagai berita. Tapi bagi keluarga pengendara motor yang meninggal, peristiwa ini adalah tragedi yang menghancurkan hati.
Tak hanya sekali ini saja emosi di jalanan membuahkan tragedi memilukan. Sebelumnya, seorang pengemudi mobil menabrak dan menewaskan pesepeda setelah sebelumnya dibuat marah oleh pengendara motor.
Seorang motivator pernah membuat semacam skenario soal emosi tak terkendali saat mengemudi. Satu ketika mobil Anda dipepet mobil lain. Anda marah dan mengejar lalu menghentikan mobil itu. Tapi emosi Anda yang meledak-ledak mendadak ciut karena dari dalam mobil itu keluar seorang pria tinggi kekar dengan wajah seram. Siap menerkam Anda. Mengajaknya berkelahi tentu saja Anda tak berani. Akibatnya, setelah itu sepanjang hari emosi Anda jadi kacau balau, makan tak enak tidur tak nyenyak.
Sementara skenario kedua kejadiannya sama persis. Mobil Anda dipepet. Tapi alih-alih marah. Anda mengabaikan bahkan mungkin memaklumi karena menduga si pengemudi sedang kebelet ke toilet. Anda tetap mengemudi dengan tenang sampai tujuan, dan hari Anda pun tetap cerah ceria. Tak ada amarah meledak yang harus disalurkan.
Memang tak mudah bersikap santuy saat mengalami perilaku tak menyenangkan karena ulah pengendara egois dan mau menang sendiri. Tapi percalah, di jalanan banyak sekali pengemudi seperti itu. Main serobot, tak mau mengalah, pendeknya ugal-ugalan. Mungkin Anda pernah mengalami, saat mau berbelok atau mengambil jalur lambat/cepat, para pengemudi di belakang Anda sama sekali tak memberi kesempatan. Bukannya mengurangi, mereka malah menambah laju kendaraannya. Bersabar saja, di antara para pengemudi brengsek dan mau menang sendiri, banyak juga pengemudi baik dan penuh empati. Pasti akan ada pengemudi yang akan memberi Anda jalan untuk belok atau berpindah jalur.
Tak perlu buang-buang waktu dengan mengambil hati pada setiap perilaku pengendara di jalanan. Jangan juga sering-sering merasa dipotong, dipepet, atau diberlakukan tak adil oleh pengemudi lain. Kita tak tahu siapa dan dalam kondisi apa mereka saat itu. Dan lagi, belum tentu juga pengemudi lain itu melakukan dengan sengaja untuk membuat Anda marah.
Idealnya memang setiap pengguna jalan, pengendara mobil, motor, sepeda juga pejalan kaki, menjaga diri dan tetap berkendara dengan penuh tanggung jawab dan menjaga etika berlalu-lintas. Tapi sayangnya, tak semua orang bisa melakukan itu setiap saat. Emosi kadang tersulut dan membuat kita lupa sejenak lupa tata krama.
Saran saya, ke manapun Anda bepergian dan moda transportasi apapun yang Anda gunakan, tetaplah fokus pada tujuan, dan abaikan orang brengsek yang banyak berkeliaran di jalan. Meluapkan kemarahan di jalanan tak hanya akan membuang-buang energi, tapi juga bisa mendatangkan energi buruk. Tetaplah selamat dan sehat.